Rahim Pengganti

Bab 163 "Calon Orang Tua"



Bab 163 "Calon Orang Tua"

0Bab 163     

Calon orang tua     

Hingga akhirnya Daffa sadar tentang apa hasil yang ada pada alat yang saat ini sedang di genggam nya pria itu lalu memeluk sang istri dan mengucapkan banyak terima kasih sungguh Dafga tidak menyangka bahwa Tuhan begitu baik kepada mereka anak yang selama ini dirinya tunggu akhir nya datang.     

"Sayang … terima kasih, sudah memberikan sebuah kesempatan untuk aku," ucap Daffa di sela sela pelukan mereka.     

Semua yang ada di sana, ikut terharu dengan apa yang terjadi. Daffa dan juga Gina, masih dalam keadaan saling memeluk satu dengan lain nya. Hingga terdengar, suara Dewa yang menegur mereka.     

"Udah deh, pelukan nya. Gue lapar," ucap Dewa. Pelukan Daffa dan Gina terlepas ketiga teman nya juga menatap ke arah Dewa yang dengan frontal nya berkata seperti itu, membuat mereka hanya bisa geleng geleng kepala. "Kalian mau makan apa?" tanya Daffa. Sontak saja mendengar nada bicara Daffa yang begitu lembut membuat semua nya kaget.     

Akbar tidak melewatkan kesempatan tersebut pria itu mulai langsung memikirkan banyak makanan yang akan dirinya pesan tak lama Dafa memberikan handphone nya kepada dewa supaya adik nya itu bisa mulai memesankan makanan untuk mereka semua sedangkan pria itu tetap memeluk istri nya dan tak lupa selalu mengecup kening Gina dengan begitu mesra.     

Setelah selesai dengan acara memesan makanan ketiga wanita di sana saling mengobrol satu dengan yang lainnya begitu juga dengan Dewa dan juga Akbar kedua nya ikut dalam perbincangan yang dilakukan oleh Gina, Sekar dan juga Acha sedangkan Daffa sibuk dengan handphone nya pria itu baru saja ditelepon oleh komandan untuk segera kembali ke kantor namun, Daffa tidak bisa meninggalkan sang istri rasa bahagia di dalam diri nya begitu dalam sehingga membuat Dafa selalu ingin berada di dalam dekapan sang istri.     

"Gila suami lo kenapa sih Na tumben banget kok baik tapi gue seneng sih kalau dia baik kayak gini jadi kita bisa menikmati makanan yang begitu banyak ujar," Akbar dengan semangat.     

Gina hanya geleng geleng kepala melihat tingkah luar biasa yang dilakukan oleh Akbar sedangkan Sejar sudah sejak tadi menggerutu dengan sikap Akbar yang luar biasa sungguh sahabat nya itu jika soal makanan apa lagi gratis maka akan paling cepat dari yang lainnya melihat interaksi di antara para sahabat istri nya Dafa begitu bersyukur dikelilingi oleh orang orang seperti mereka setidak nya istri nya memiliki teman yang baik jika suatu saat nanti Daffa harus pergi tugas maka dia tidak akan khawatir dengan siapa istri nya akan berteman.     

Suara ketukan pintu membuat Akbar segera menuju pintu rumah tersebut dan benar saja driver makanan yang mereka pesan sudah datang dengan sangat cepat Akbar memindahkan semua makanan tersebut menuju ke meja makan . Pria itu begitu semangat menyiapkan nya melihat . Hal itu membuat Dewa mengumpat berulang kali dengan sahabatnya tersebut sungguh Akbar saat ini tidak memiliki rasa malu sama sekali.     

"Makasih bang," ucap Sekar.     

"Iya terima kasih bang, Na." Ucapan yang di sampaikan oleh Sekar dan Acha juga di lakukan oleh Akbar. Pria itu juga tak lupa mengucapkan terima kasih, atas traktiran yang di berikan oleh Daffa kepada mereka. "Sama sama. Ayo makan, silakan. Sayang mas ke kantor sebentar, apa gak apa apa?" tanya Daffa.     

Gina langsung menganggukkan kepala nya, memang belum waktu nya sang suami untuk pulang dan hal itu tidak mungkin di larang oleh Gina. "Nggak apa apa mas, kan di sini ada semua nya. Kalian habis makan temanin gue, awas aja kalau langsung pulang," ujar Gina.     

"Siap!!" jawab mereka dengan sangat kompak. Melihat hal itu membuat Daffa menjadi tenang meninggalkan istri nya sebentar, pria itu lalu kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil jaket dan segera keluar. Gina mengantarkan sang suami, pria itu memeluk istri nya lebih dulu. Sungguh Daffa tidak mau meninggalkan Gina namun, keadaan yang memaksa.     

"Mas pergi dulu, kalau kamu ada apa apa, bilang aja. Nanti suruh Dewa buat nelpon." Gina menganggukkan kepala nya, Daffa lalu mendekat dan mengecup dahi istri nya dengan begitu mesra. Sebelum pergi, Daffa juga mengecup bibir manis yang menjadi tempat favorit diri nya itu.     

Setelah di rasakan sang suami sudah cukup jauh, Gina lalu masuk ke dalam rumah nya. Wanita itu tiba tiba saja merasakan mual yang berlebihan, dan hal itu membuat Gina langsung saja masuk ke dalam kamar. Melihat Gina seperti itu, membuat Sekar segera menghampiri Guna, wanita itu memijat tengkuk Gina supaya wanita yang sedang hamil ini baik baik saja. Tak lama Acha datang dengan segelas air teh.     

"Di minum dulu Na, supaya kamu lebih enakan," ujar Acha. Gina mengucapkan terima kasih, dan kemudian meminum nya. Setelah merasakan sedikit lebih aman, ketiga keluar dari dalam kamar dan kembali menuju meja makan.     

Di meja makan, Akbar dan Dewa sibuk berdebat dengan pesanan yang mereka makan, kedua nya selalu saja melakukan hal itu dan hal tersebut sudah menjadi makanan sehari hari untuk mereka.     

"Na kamu mau makan apa?" tanya Akbar. Gina tersenyum, lalu mengambil ayam yang level 5, semua orang tahu Gina menyukai pedas bahkan makian akan hal itu namun, saat ini diri nya sedang mengandung, dan Sekar juga Acha menggelengkan kepala nya. "Tapi gue udah sering makan nya," jawab Gina.     

"Tapi nggak sekarang Na. Ingat ada calon anak kalian di dalam perut," ujar Acha. Gina menghela napas nya berat, wanita itu memohon kepada mereka berdua. Ada penawaran yang begitu pelik, sedangkan Akbar dan juga Dewa hanya menjadi penonton saja, mereka berdua tidak berani ikut campur mengenai hal tersebut.     

Hingga setelah perdebatan yang sedikit alot, akhir nya Gina bisa makan dengan tenang. Semua karena wanita itu bisa sekali merayu kakak sepupu nya itu, sedang kan Akbar dan Dewa sudah duduk di sofa sambil menyalakan televisi.     

"Kak!!" panggil Gina. Sekar lalu menoleh ke Gina, wanita itu memberikan lirikan mata nya ke arah Acha yang tersenyum sejak tadi melihat ke arah ponsel nya, dan hal tersebut menimbulkan rasa penasaran di dalam diri mereka. "Ceria amat, Cha. Ada apa? Bagi bagi dong kebahagian sama kita kita," ucap Sekar. Acha seketika langsung mengangkat kepala nya, wanita itu melihat ke arah kedua sahabat nya yang sudah menatap dengan tatapan yang penuh penasaran.     

"Eh, kenapa?" tanya Acha balik. Melihat sikap gugup yang diberikan oleh Acha, semakin membuat kedua nya curiga ada sesuatu hal yang saat ini sedang di coba di tutupi oleh Acha, dan hal itu membuat Gina dan juga Sekar tersenyum ke arah nya.     

"Kita makan dulu, terus ngobrol di lantai atas aja, ada satu kamar di sana. Jadi lebih enak kalau, mau cerita," ucap Gina. Mendengar hal itu membuat Acha kebingungan, wanita itu masih belum tahu harus membahas semua nya seperti apa. "Lo gak usah tegangan seperti ini, Cha. Santai aja," ucap Sekar.     

***     

Setelah selesai makan, benar saja Sekar dan Gina mengajak Acha untuk pergi ke lantai atas. Hal itu sempat di protes oleh kedua pria yang masih fokus dengan acara di televisi namun, semua berkat ulah Sekar sehingga membuat mengurungkan niat nya.     

Disinilah mereka duduk di sebuah ruangan di lantai atas yang sengaja dibuat oleh Daffa begitu indah sesuai dengan keinginan sang istri. Sejak tadi Acha hanya terdiam sambil menundukkan kepala nya wanita itu bingung ingin memulai semua nya dari mana. Dengan menghela napas nya panjang Acha mulai mengangkat kepala nya dan menatap ke arah kedua sahabatnya yang tersenyum dan juga ikut menatap diri nya.     

"Apa yang mau kalian tanyain sama gue?" tanya Acha.     

"Kita gak mau ikut campur tapi kita cuma pengen denger aja. Apa hubungan lo sama Om Atha, Lo tahu, kan kalau kita adalah keluarga. Jadi gue cuma pengen tahu aja, hubungan apa yang terjalin," ucap Sekar.     

Sebelumnya saat di meja makan tadi Acha sudah menghubungi Atha lebih dulu wanita itu bertanya kepada Atha mengenai hal ini, dan Atha dengan mudah nya membalas pesan singkat itu dengan mengatakan 'jelaskan saja mereka memang harus tahu.'     

Acha mulai menjelaskan semuanya apa yang menjadi hal yang ingin diketahui oleh kedua sahabat nya itu dimulai dari awal pertemuan mereka Apa yang mendasari kedua nya semakin dekat Gina dan juga Sekar keduanya mendengarkan ucapan aca dengan sangat teliti dan jelas Acha mulai menjelaskan semua nya terlihat dengan sangat bahwa wa ada begitu kebahagiaan di dalam diri wanita itu ketika menyebutkan bagaimana dan kenapa kedua nya bisa dekat.     

"Gue nggak tahu kenapa apa perasaan itu bisa tumbuh jujur lo berdua tahu gimana bucin nya gue sama Dewa tapi lu berdua juga tahu kan gimana sakitnya hati gue ketika Dewa bilang buat gue nggak boleh lagi deket sama dia di situ gue mikir apa gue nggak pantes deket sama dia sampai sampai Dewa datang malam malam ke rumah gue cuman buat bilang hal itu terus setelah perasaan gue yang hancur dengan ucapan Dewa tersebut lu tahu kan Sekar bahwa besok ya Pak Atha ngajak gue untuk ikut sama dia acara seminar yang biasanya selalu dia menyuruh Doni untuk pergi hari itu dia nyuruh gue ya sebagai mahasiswa yang baik gue ikutin apa yang mau dia." Acha menjeda penjelasan nya, Sekar dan juga Gina sejak tadi menjadi pendengar yang baik.     

"Sejak saat itu hubungan gue bisa dibilang menjadi lebih dekat lagi sama Pak Atha beliau seringkali membuat gue kesal hanya untuk mengerjakan satu hal yang menurut gue nggak penting banget bahkan lo bayangin aja udah tahu kita ikut seminar dan pasti dapat soft copy materi tapi dia dengan tega nyuruh gue ngerangkum semua isi materi dari seminar itu detik itu juga selama seminar berlangsung."     

Mendengar hal itu membuat Gina dan Sekar saling menatap satu sama lain kedua nya tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Acha barusan, karena kedua nya tahu jika sang Om sudah bersikap seperti saat ini maka benar ada Atha memiliki perasaan dengan sahabat mereka.     

"Gue nggak pernah berharap dan juga nggak pernah mikir kalau hubungan yang selama ini ini gue kira nggak pantes tapi nyatanya enggak gue nyaman Pak Atha. Apa itu yang terlihat dari diri nya dingin di luar tapi nyata nya enggak dia pria yang begitu baik dan juga perhatian banyak hal yang buat gue awalnya ragu tentang hubungan ini salah satunya hati gue, gue nggak mau masih ada bayangan orang lain dan akhirnya gue nyakitin orang lain karena hati gue nggak bisa milih tapi seminggu yang lalu hubungan gue dan dia bisa dibilang dingin. Sejak saat itu gue ngerasa merasa kehilangan dia pria yang baik dan gue nyaman sama dia."     

Acha menjelaskan semua hal wanita itu juga menunjukkan chatting yang dirinya lakukan kepada Ata mengenai banyak hal terutama hubungan mereka yang semakin lama semakin dekat dengan seksama Sekar membaca hingga wanita itu tertawa karena melihat Om nya sangat sangat bucin terhadap Acha.     

"Sekarang terserah kalian kalian mau nerima gue sebagai teman kalian lagi atau enggak itu terserah kalian maaf kalau gue udah menutupi hal ini ini sama kalian sejujurnya gue nggak maksud untuk hal itu. Tapi saat itu gue butuh waktu gue pengen memantapkan hati gue memilih dia adalah hal yang terbaik atau bukan karena gue tahu u gue nggak mau menyakiti dia dan juga hati kalian."     

"Apakah kita buat ngarang hubungan kalian gue sama Kak Sekar bahagia banget tau nggak denger hal ini."     

Gina lalu mendekat ke arah Acha dan memeluk sahabatnya itu dengan erat lalu disusul oleh Sekar ketiganya saling berpelukan ya sejak awal Gina lebih setuju jika Acha memiliki hubungan dengan omnya sendiri dibandingkan dengan adik iparnya karena Gina yakin bahwa Acha akan lebih bahagia. Bukan karena Dewa tidak bisa membahagiakan Acha tapi karena sikap Dewa yang selalu tidak bisa mengambil keputusan dan lemah dalam tindakan hal itu yang membuat Gina tidak ingin membuat keduanya saling menyakiti satu dengan yang lain.     

Ketiganya begitu bahagia tanpa mereka tahu bahwa sejak tadi ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka sejak awal Al akhir bahkan tanpa dia sadari sudut hatinya begitu sakit mendengar bahwa wanita yang dia sakiti telah menemukan penggantinya. Orang itu adalah dewa dirinya melihat mereka bertiga pergi ke lantai atas dan menimbulkan suatu kecurigaan dengan sangat pelan Dewa berjalan menuju ke ruangan tersebut saat Acha mengatakan semuanya perasaan Dewa begitu hancur pria itu terlambat Dewa sangat terlambat dia baru menyadari bahwa dirinya juga memiliki perasaan yang sama ma dengan Acha ketika wanita itu sudah bersama dengan orang lain.     

"Woi," ucap Akbar. Pria itu terkejut, ketika melihat Dewa terdiam di tempat nya dengan tatapan yang sulit diartikan, Dewa lalu menoleh ke arah Akbar. "Lo kenapa?" tanya Akbar. Namun, Dewa hanya menjawab dengan gelengan kepala nya. Pria itu tidak mungkin, membahas hal tersebut kepada Akbar. Apalagi, sebelumnya Akbar sudah pernah memperingati Dewa mengenai hal tersebut, supaya untuk bisa membuka hati untuk Acha.     

Tak lama ketiga wanita itu turun, dan ikut bergabung dengan mereka berdua. Sekar yang melihat perubahan sikap Dewa, bertanya dengan Akbar namun, Akbar juga tidak mengetahui hal itu.     

***     

Keduanya saat ini sedang berbaring di atas tempat tidur Setelah memberitahu kabar baik tersebut, Daffa lalu memesan makanan untuk para sahabat istrinya itu mereka semua lalu makan bersama di rumah. Walaupun tadi, Daffa sempat meninggalkan sang istri dengan para sahabat nya namun, saat ini mereka sudah saling bermesraan di ata tempat tidur yang sama.     

Beberapa jam yang lalu, keempat sahabat istri nya pulang dan saat ini waktu nya Daffa untuk bisa berdua dengan istri nya.     

"Kita harus kasih tahu bapak, ibu, ayah dan bunda sayang," ucap Daffa. Gina menganggukkan kepala nya, wanita itu juga setuju dengan apa yang diucapkan oleh sang suami. "Tapi nanti aja ya Mas, kita ke dokter dulu untuk memastikan. Aku cuma takut aja, alat tes nya salah. Takut kita udah kasih tahu, eh nggak tahu nya salah," ucap Gina.     

"Besok kamu ada kuliah sayang?" tanya Daffa.     

"Gak ada Mas. Kenapa!"     

"Gimana kalau besok kita, ke dokter sayang. Lebih cepat, lebih baik sehingga kita juga bisa tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh," ujar Daffa. Gina menyetujui ucapan yang di sampaikan oleh suami nya. Kedua nya lalu kembali, melanjutkan perbincangan mereka. Rasa syukur tidak pernah lupa untuk diucapkan oleh Daffa, pria itu juga mengusap perut rata milik istri nya itu.     

Gina lalu membalik badannya hingga kedua nya saling menatap senyum dibibir Gina tidak pernah luntur wanita itu menatap ke arah suaminya memegang wajah Daffa dengan begitu intens hal tersebut membuat Daffa begitu bahagia senyum di antara keduanya menggambarkan bahwa hari ini mereka berdua begitu sangat bahagia. Kebahagiaan sebagai calon orang tua baru Daffa yang sudah sangat lama merindukan hal tersebut usia pernikahan mereka yang sudah berjalan hampir 4 bulan an akhirnya nya seorang calon bayi yang saat ini ada di rahim istrinya.     

Kedua bibir itu mendekat Daffa mengecup bibir istri nya dengan begitu penuh kasih sayang pria itu menyalurkan kebahagiaan nya ciuman yang selalu dilakukan oleh mereka berdua ketika akan tidur Tapi malam ini berbeda Gina lebih terlihat agresif wanita itu menekan tengkuk sang suami melihat sikap istrinya itu membuat senyum dibibir Dafa tercatat dengan jelas selama beberapa bulan menikah baru kali ini Daffa melihat Gina begitu agresif dan hal itu itu membuat Daffa begitu senang.     

Pagi hari nya sesuai dengan ucapan Daffa semalam bahwa mereka akan pergi ke dokter dan benar saja tepat pukul 10.00 pagi Dafa segera mengajak istri nya tersebut untuk bersiap dan pergi ke dokter selama diperjalanan tangan Daffa tidak pernah lepas menggenggam tangan sang istri pria itu seolah takut kehilangan istri nya tersebut.     

Dua puluh lima menit, mereka sudah sampai di depan sebuah rumah sakit ibu dan anak Dafa lalu memarkirkan mobilnya setelah di terparkir dengan sempurna Daffa turun lebih dulu pria itu segera berlari menuju pintu sang istri dan membukakan nya hari ini Dafa begitu manis sungguh rasanya Gina begitu terharu melihat sikap suaminya. Kedua nya mulai berjalan menuju ruangan dokter kandungan sebelumnya Daffa sudah menelepon orang yang ada ada di rumah sakit tersebut sehingga mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mengantri sejujur nya. Hal itu membuat Gina sedikit protes namun, Daffa tidak peduli saat ini dia ingin egois dan ingin cepat tahu bagaimana perkembangan anak mereka.     

"Udah nggak apa apa sayang satu kali ini aja selebihnya nggak pernah kita kayak gini oke kamu nggak boleh ngambek loh masa kamu ngambek nanti anak kita ikutan ngambek loh," ucap Daffa.     

"Pokok nya aku lain kali nggak mau ya Mas kayak gini kasihan lho sama orang orang yang udah nunggu yang ngambil nomor antrian terus kita tiba tiba masuk aja gitu aja tanpa ikutan antri gitu loh. Kamu kan anggota harusnya kamu bisa ngasih contoh yang baik pokok nya aku kalau kamu kayak gini lagi aku nggak mau dia pergi sama kamu nanti nanti aku minta temenin Dewa aja," ancam Gina.     

"Iya sayang iya maaf kali ini aja nanti besok besok kita akan seperti pasien lainnya aku janji serius Jangan ngambek lagi ya Sayang," ucap Daffa dengan begitu tulus.     

Dokter mulai memeriksa keadaan Gina dokter wanita tersebut dengan sangat teliti menjelaskan bagaimana kondisi ibu hamil saat ini.     

"Usia kandungan nya udah sekitar 5 minggu anak di dalam kandungan nya juga baik ibu nya baik kondisinya juga baik apa ada mual?" tanya dokter Lanii kepada Gina dan juga Daffa.     

"Ada dokter, beberapa kali saya mula. Bahkan sampai semua makanan habis semua nya," jawab Gina.     

"Mual muntah itu hal biasa apalagi di 3 bulan pertama yang jelas sang Ibu harus menjaga benar benar asupan nutrisi yang baik untuk anak di dalam kandungan nya yang pasti ibu harus bahagia ketika seorang ibu bahagia maka anak yang ada di dalam kandungannya juga akan ikut bahagia usia 3 bulan pertama itu sangat rentan tidak boleh banyak goncangan harus dijaga benar benar ini akan saya resepkan vitamin dan juga obat anti mual kalau ada sesuatu hal yang dirasa terus mualnya berlebihan ibu dan bapak bisa datang lagi nanti ke sini terus kita cek lagi ya. Ya karena setiap ibu hamil itu itu punya masing masing pembawaan nya ada yang suaminya yang mual ada yang istri nya yang mual ada yang nggak mual sama sekali jadi setiap kehamilan punya masing masing peristiwa untuk ibu dan bapaknya mengingat saat dia masih ada di dalam kandungan."     

Dokter tersebut menjelaskan semuanya memberitahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Gina begitu juga tentang makanan Daffa begitu aktif mendengar pria itu juga memberikan banyak pertanyaan. Seperti hal apa saja yang bisa dilakukan oleh istrinya dengan penuh senyum dokter Lani mulai memberitahukan semua hal.     

"Baik dokter terima kasih."     

"Iya sama sama, sekali lagi selamat ya bapak dan ibu."     

Keduanya lalu keluar dari ruangan dokter tersebut Daffa dan ghina pergi menuju apotek untuk menebus vitamin dan juga obat yang sudah diresepkan oleh dokter lani. Setelah selesai mereka berdua akan pergi menuju ke rumah bapak Joyo dan Ibu Sri terlebih dahulu Lalu setelah mereka selesai dari rumah kedua orang tua Daffa maka Gina dan juga Daffa akan pergi menuju ke rumah Ayah Bian dan juga bunda Carissa.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih buat semuanya jangan lupa tetap jaga kesehatan kalian ya apalagi cuaca sekarang juga tidak baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.